Neon Bit

Cina kini mewajibkan pelajaran coding dan kecerdasan buatan (AI) sejak sekolah dasar. Beberapa provinsi seperti Zhejiang dan Guangdong sudah mengintegrasikan AI ke kurikulum, dengan jumlah jam belajar yang ditentukan untuk tiap jenjang. Langkah ini sejalan dengan strategi nasional Cina untuk mencetak generasi yang siap menghadapi ekonomi digital.

Tujuan utamanya adalah melatih logika, problem solving, dan kreativitas anak sejak dini. Siswa SD diperkenalkan dasar-dasar AI, SMP memahami logika dan konsep lebih kompleks, sementara SMA diarahkan pada inovasi dan aplikasi nyata. Namun, penggunaan AI generatif diatur ketat agar tidak membuat siswa hanya menyalin jawaban tanpa berpikir kritis.

Kebijakan ini juga menghadapi tantangan, mulai dari keterbatasan guru yang paham teknologi hingga kesenjangan fasilitas antar sekolah. Meski begitu, Cina berharap program ini bisa memperkecil kesenjangan digital sekaligus menyiapkan tenaga kerja masa depan yang inovatif.

Bagi Indonesia, langkah Cina bisa jadi inspirasi. Coding dan AI bisa dikenalkan bertahap sesuai usia, disertai pelatihan guru, aturan etika penggunaan, serta pemerataan akses teknologi. Tujuannya bukan sekadar melahirkan programmer, tetapi menumbuhkan generasi yang logis, kreatif, dan adaptif menghadapi dunia digital.

One Response